Rabu, 02 November 2011

Suami Teladan


by : sahabatbaik

Kaum laki-laki itu adalah pemimpin bagi kaum wanita, oleh karena Allah telah melebihkan sebahagian mereka (laki-laki) atas sebahagian yang lain (wanita), (QS : An Nisa 34)

Bagi kaum Liberalis pemuja Feminimisme dan Kesetaraan gender mereka sangat bernafsu untuk menghapus ayat ini karena dianggap sebagai penghalang dari kesetaraan gender. Ayat ini dianggap sebagai penindasan terhadap kaum wanita bahkan penyebab terjadinya KDRT. Bahkan mereka ingin mengganti penafsiran Qowwam bukan sebagai pemimpin  (Masdar F mashudi). Aminah Wadud seorang feminim dari malaysia pun meragukan penafsiran qowwam dalam arti sebagai pemimpin.

Sesuai dengan fitrah dan selaras dengan karekter manusia, lelaki lebih pantas untuk menjadi qowwam secara fisik dan mental, pada umumnya kaum lelaki dapat menyeimbangkan antara emosi dan rasio dalam memandang sebuah persoalan.


Lantas bagaimana menjadi Qowwam yang baik dan bertanggung jawab terhadap orang yang dipimpinnya yaitu keluarga, Wabil khusus seorang istri. Muhammad SAW merupakan contoh teladan yang baik dalam kepemimpinan rumah tangga.

Dalam buku yang saya baca dengan judul Muhammad SAW The Super Leader Super Manager karangan Dr Muhammad Syafii Antonio, M.E.c, beliau menguraikan dalam salah sebuah sub babnya mengenai contoh keharmonisan keluarga Rasulullah SAW.  Bagaimana suri tauladan beliau dalam membangun kemesraan kehidupan rumah tangga kepada istrinya.

Suami Teladan

a. Suami Membukakan Pintu Kendaraan atau Rumah Untuk Istrinya.
Bukanlah sebuah aib atau kemunduran tetapi merupakan akhlaq yang mulia ketika seorang suami membukakan pintu untuk istrinya yang hendak keluar atau masuk, baik itu pintu mobil maupun pintu rumah.
Imam Bukhari dan Muslim meriwayatkan, “Bahwasannya Nabi SAW duduk di sisi unta beliau.  Kemudian beliau meletakkan lututnya, lalu istri beliau Shafiyyah meletakkan kakinya diatas lutut Nabi SAW hingga ia naik keatas unta.
Sibukkah kita akan hal yang kelihatannya sepele nih?. Padahal seperti yang kita baca dalam siroh bagaimana sibuk Nabi SAW memimpin dakwah kala itu tetapi tidak melupakan hal seperti ini.

b. Mencium Istri Sebelum Pergi Dan dan datang dari bepergian.
Dalam sebuah Hadist Shahih yang diriwayatkan oleh Abdul Razzaq, Ibnu Majah,Al Thabrani dan Al Daruqutni, Aisyah berkata “Rasulullah SAW menciumku, kemudian beliau pergi (ke masjid untuk) shalat tanpa memperbaharui Wudhu.”
Sangat indah ketika suami akan beranjak dari rumah memberikan ciuman kepada istri ataupun sebaliknya istri memberikan ciuman kepada suami (farewell kiss). Begitupun ketika suami kembali dari bekerja atau bepergian (welcoming kiss).

c. Makan Sepiring Berdua.
Hal ini bukan hanya budaya indonesia tapi memang dicontohkan oleh Rasulullah SAW dengan istrinya.  Sebagaimana yang dikisahkan Aisyah  dimana beliau menempelkan mulutnya persis ditempat bekas Aisyah meminum. (Shahih Muslim no 300).

d. Berlemah-lembut dan Menemani Istri yang Sakit
 (Shahih Al Bukhari no 4750 dan Shahih Muslim 2770).

e. Bersendau-Gurau dan Membangun Keakraban
(Hadist Hasan diriwayatkan oleh Al Bazzar dan Ibnu Abi Dunya).

f. Tetap Romantis dan Akrab dengan Istri yang sedang Haid.
(Shahih Bukhari no 7945).

g. Mandi Bersama
(Shahih Muslim no 485).

h. Mengajak Istri makan di Luar Sambil Refreshing.
(Shahih Muslim no 2037)

i. Saling Membersihkan Setelah Berhubungan
(Ibnu Qudamah, Al-Mugni 7/228).

j. Bersandar di atas Dada Istri dan Tidur diatas Pahanya
Aisyah berkata “Bahwasannya Nabi SAW membaca Al Qur’an (Mengulang hapalan) dan kepala beliau di pangkuanku sedang aku dalam keadaan haid.”  (Shahih Bukhari no 7945). (Shahih Bukhari no 2444).

k. Suami Istri Berpelukan disaat Tidur
(Hadist Tsabit , Shahih Bukhari bab Al Adab Al-Mufrad no 120).

l. Mengajak Istri Ketika Berpergian Keluar Kota
(Shahih Bukhari no 5211 dan Shahih Muslim no 2445).

m. Suami Menyuap Istrinya.
Shahih Bukhari no 56,2742, dan 4409 dan Shahih Muslim no 1628).

n. Mencium Istri dari Waktu ke Waktu
(Hadist Shahih diriwayatkan oleh Ishaq bin Rawaih, dilam Musnadnya (2/172))
(An-Nasai di dalam Al-Sunan Al-kubro 2/204 dan Ahmad (/101 dan 162 dan 213)

o. Suami Mengantar Istri ketika Keluar
(Shahih Al-Bukhari no 2035 dan Shahih Muslim no 2175).

P. Suami Istri Berjalan-jalan di Malam hari
(Shahih Al-Bukhari no 5211 dan Shaih Musli no 2445).

q. Istri Menyisir Rambut Suami
(Shahih Al-Bukhari no 296 dan 229).

r.  Istri Menabur Parfum ke Badan Suaminya
(Shahih Al-Bukhari no 1539 dan Shahih Muslim no 1189).

s. Ungkapan Cinta dan Panggilan Sayang Setiap Hari
Seringkali Rasulullah SAW memanjakan Aisyah sengan ucapan “Wahai Humaira” atau “ Wahai Aisy”  sebagai ungkapan kemanjaan dan kesayangan.  Alangkah baiknya sang suami memanggil istri dengan nama terbaik yang disuakainya. Bisa juga dengan panggilan sayang seperti, honey,yayang,my queen, my darling,dear atau sapaan khusus hanya suami-istri saja yang tahu.
(Shahih Al-Bukhari no 3768 dan 6201 dan Shahih Muslim no 2447)

t.  Meletakkan Pipi diatas Pipi
(Shahih Bukhari no 950 dan Shahih Muslim no 892 Al Nasai di dalam Al-Kubro (5/309) dan At-Tirmizi 3691, Dan lihat riwayat-riwayatnya dalam Fathul Bari 92/443-444)

u.  Suami Istri Membiasakan Olahraga
( Hadist Shahih, diriwayatkan oleh Al-Nasa’I didalam Al-Sunan Al-Kubro(5/304) dan berada dalam kurung adalah darinya. Dan lihat mushanaf Ibnu Abi Syaibah (1/531)).

v.  memberikan Kesenangan kepada Istri
(Isnad shahih, diriwayatkan oleh Ahmad 93/449) dan Al-Thabrani di dalam Al-Kabir (7/185)).

w.  Memperhatikan Perasaan Istri
(Shahaih Al-Bukhari no 47493).

Rasulullah SAW merupakan teladan dalam memimpin keluarganya, beliau sangat mencintai anak-anaknya dan juga suami yang baik buat istri-istrinya. Hal ini merupakan pelajaran buat ummatnya bagaimana memimpin keluarga. 

Wallahu a’lam bishawwab
Kartika Wanasari, 2 November 2011



3 komentar:

  1. Tambahan :
    1. Saling terbuka (tidak ada rahasia).
    2. Managament keuangan yg open.
    Memang berat untuk memulai suatu yg baru,tapi kalau kita biasakan insya Allah berhasil.

    BalasHapus
  2. Kalau yang ditulis sesuai dengan Hadist Nabi, kalau yang antum tambahin pak ito itu tergantung orangnya, sama situasi dan kondisi

    BalasHapus