By: sahabatbaik
Salah satu hidangan
kue tradisional
dihari lebaran keluargaku adalah Burayot, sebuah makanan kampung yang sangat
digemari oleh saudara dan kerabatku dari kota. Bila mereka datang langsung
menanyakan kue itu. Burayot adalah
penganan sederhana yang terbuat dari dua jenis yaitu tepung beras dan gula
aren.
Saat ini dodol
telah berinovasi untuk melawan kebosanan
orang terhadap oleh-oleh khas Garut yaitu dibuatnya dodol dengan aneka rasa buah.
Bahkan dari dodol telah tercipta produk
baru bernama Chocodot (baca: cokodot) sebuah gabungan antara dodol yang
dilapisi coklat dan Brodol brownies isi dodol sehingga dodol menjadi lebih
berkelas. Inilah mungkin yang membuat Burayot tidak seterkenal penganan khas
garut yang lainnya.
Burayot masih
menjadi camilan keluarga dengan pembuatan yang sederhana. Menurut kakakku yang
membuat kue tersebut, caranya adalah dengan menggodok gula aren sehingga cair.
Gula yang digunakan pun harus gula aren kalau gula merah biasa
maka akan merubah rasa dan warna,mungkin jadi kurang nikmat dan lezat. Setelah
gula aren mencair lalu di tuang kedalam adonan tepung beras dan santan. Tepung berasnya
pun harus yang asli tepung beras serta tepung yang masih baru digiling atau
ditumbuk. Jika tepungnya bukan beras atau telah disimpan berhari hari maka akan merubah rasa dan kelezatannya.
Setelah semuanya
tercampur maka adonan itu di aduk dan dibuat bentuk bulat pipih tidak terlalu
besar mirip martabak telor tapi tidak terlalu tipis karena akan mengembang.
Lalu di goreng dengan minyak yang cukup banyak dan menggorengnya satu persatu
dengan cara disiram sambil ditusuk dengan bilah bambu yang lancip maka
tepungnya akan menggelantung/menggelayut kebawah atau dalam bahasa sundanya
ngaburayot. Mungkin inilah sebabnya kue
ini dinamakan Burayot.
Sayangnya Burayot
ini tidak diproduksi secara massal hanya dibuat sebagai kue rumahan untuk
hidangan lebaran. Jadi terkesan kue ini adalah kue kampungan dan tidak
berkelas. Padahal apabila ada yang mau melestarikan burayot yang merupakan kue
warisan dari ”karuhun” sebagai kue khas dari Garut maka segeralah membuat
inovasi menjadi ”kueh burayot” rasa buah
atau burayot rasa coklat sehingga kue ini tidak hilang dari peredaran.
Buat teman-teman
yang ingin merasakan ”sensasi” kelezatan
kue burayot silahkan datang kegarut, karena tidak diproduksi secara massal maka
burayot yang saya bawa tidak banyak secukupnya itupun harus berbagi dengan saudara yang lain (he...he...he...). Jadi tidak rugi kalau
datang langsung ke Garut disamping mencicipi Burayot kita juga bisa membeli
oleh-oleh lain yaitu chocodot dan brodol. Dan kita juga bisa berwisata ke Candi
Cangkuang dan Situ Bagendit yang tidak jauh dari kampungku, Cijaliti Kecamatan
Leuwigoong. Walahu a’lam.
Leuwigoong, 1
September 2011
www.sahabatbaik.blogspot.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar