By : sahabatbaik
Dalam headline newsnya Republika hari Jum’at (3/11/11) memaparkan
laporan UNDP terkait dengan Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Indonesia tahun 2011 yang mengalami kemerosotan dari
urutan 108 menjadi posisi ke 127 dari 187 negara.
Terlepas dari dampak materil
akibat dari menurunnya kualitas hidup manusia di Indonesia yang menjadi
gambaran bagaimana proses tata kelola sebuah pemerintahan dari seorang
pemimpin. Bagaimana sebenarnya gambaran
sebuah kualitas hidup manusia secara individu dalam pandangan islam yang
menjadi agama mayoritas bangsa ini.
Islam memandang kualitas hidup
manusia tidak hanya di ukur dari segi materil semata akan tetapi bagaimana kita
menjalankan hidup dengan penuh makna bukan hanya untuk diri sendiri tapi juga
bermakna buat orang lain. Rasul pernah bersabda "Sebaik-baiknya manusia di
antara kalian adalah yang paling banyak memberikan manfaat kepada orang lain.
(Alhadis). Karena hidup manusia akan dipertanggungjawabkan dihadapan sang
Kholiknya dan ada kehidupan yang langgeng lebih baik serta indah di alam
akherat. Dan
sesungguhnya hari kemudian itu lebih baik bagimu daripada yang sekarang
(permulaan) ( QS Ad-Dhuha:4).
Setiap kita sebagai seorang
muslim hendaknya senantiasa menghasilkan sebuah amal sholeh sebagai sebuah
kualitas hidup kita. Sebagaimana yang telah Allah janjikan dalam firmannya : Barangsiapa yang mengerjakan amal saleh, baik laki-laki maupun
perempuan dalam keadaan beriman, maka sesungguhnya akan Kami berikan kepadanya
kehidupan yang baik dan sesungguhnya akan Kami beri balasan kepada mereka
dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan (QS An Nahl : 97). Di
ayat ini terlihat sebuah korelasi antara amal sholeh dengan kualitas hidup
seseorang.
Ketika dalam kehidupan kita dari
hari kehari dan semakin bertambahnya usia kita sepantasnyalah seiring sejalan
dengan bertambahnya amal perbuatan yang kita lakukan. Dan amal itu mendapatkan
pengakuan dari Allah SWT serta semakin menambah dekat diri kita dengan sang
pencipta.
Bersegeralah kita
mengaktualisasikan amal shaleh kita saat ini karena hidup tidak mengenal siaran
tunda. ” Menunda beramal shaleh guna
menantikan kesempatan yang lebih luang, termasuk tanda kebodohan jiwa” demikian nasihat Syaikh Ibn ‘Atha’illah as Sakandari dalam
kitabnya Al Hikam. Beramalah sesuai dengan bidang dan keahlian atau skill yang
kita mampu, agar Allah SWT mengakui keberadaan hidup kita,Amin. Wallahu a'lam.
Kartika Wanasari, 3 November 2011
wah hebat sekali, bang...semangat beramal dengan apa yang kita bisa
BalasHapuskeren Pak. mantap . . . .
BalasHapusBetul Bang shofyan kita beramal dengan apa yang kita mampu dan bisa.Jangan memaksakan diri dengan apa yang kita tidak mampu
BalasHapusTerima kasih TKIT-TPQ BAITUL'AINI sama dengan nama anak saya AINI
BalasHapus