Jumat, 04 November 2011

Membangun Hidup Yang Bermakna dan Berkualitas


By : sahabatbaik

Dalam headline newsnya  Republika hari Jum’at (3/11/11) memaparkan laporan UNDP terkait dengan Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Indonesia  tahun 2011 yang mengalami kemerosotan dari urutan 108 menjadi posisi ke 127 dari 187 negara.

Terlepas dari dampak materil akibat dari menurunnya kualitas hidup manusia di Indonesia yang menjadi gambaran bagaimana proses tata kelola sebuah pemerintahan dari seorang pemimpin. Bagaimana sebenarnya  gambaran sebuah kualitas hidup manusia secara individu dalam pandangan islam yang menjadi agama mayoritas bangsa ini.


Islam memandang kualitas hidup manusia tidak hanya di ukur dari segi materil semata akan tetapi bagaimana kita menjalankan hidup dengan penuh makna bukan hanya untuk diri sendiri tapi juga bermakna buat orang lain. Rasul pernah bersabda "Sebaik-baiknya manusia di antara kalian adalah yang paling banyak memberikan manfaat kepada orang lain. (Alhadis). Karena hidup manusia akan dipertanggungjawabkan dihadapan sang Kholiknya dan ada kehidupan yang langgeng lebih baik serta indah di alam akherat.  Dan sesungguhnya hari kemudian itu lebih baik bagimu daripada yang sekarang
(permulaan) ( QS Ad-Dhuha:4).

Setiap kita sebagai seorang muslim hendaknya senantiasa menghasilkan sebuah amal sholeh sebagai sebuah kualitas hidup kita. Sebagaimana yang telah Allah janjikan dalam firmannya : Barangsiapa yang mengerjakan amal saleh, baik laki-laki maupun perempuan dalam keadaan beriman, maka sesungguhnya akan Kami berikan kepadanya kehidupan yang baik dan sesungguhnya akan Kami beri balasan kepada mereka dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan (QS An Nahl : 97).  Di ayat ini terlihat sebuah korelasi antara amal sholeh dengan kualitas hidup seseorang.

Ketika dalam kehidupan kita dari hari kehari dan semakin bertambahnya usia kita sepantasnyalah seiring sejalan dengan bertambahnya amal perbuatan yang kita lakukan. Dan amal itu mendapatkan pengakuan dari Allah SWT serta semakin menambah dekat diri kita dengan sang pencipta.

Bersegeralah kita mengaktualisasikan amal shaleh kita saat ini karena hidup tidak mengenal siaran tunda. ” Menunda beramal shaleh guna menantikan kesempatan yang lebih luang, termasuk tanda kebodohan jiwa”  demikian nasihat  Syaikh Ibn ‘Atha’illah as Sakandari dalam kitabnya Al Hikam. Beramalah sesuai dengan bidang dan keahlian atau skill yang kita mampu, agar Allah SWT mengakui keberadaan hidup kita,Amin. Wallahu a'lam.

Kartika Wanasari, 3 November 2011

4 komentar:

  1. wah hebat sekali, bang...semangat beramal dengan apa yang kita bisa

    BalasHapus
  2. Betul Bang shofyan kita beramal dengan apa yang kita mampu dan bisa.Jangan memaksakan diri dengan apa yang kita tidak mampu

    BalasHapus
  3. Terima kasih TKIT-TPQ BAITUL'AINI sama dengan nama anak saya AINI

    BalasHapus