Selasa, 15 November 2011

Nafas Yang Bebas Hambatan



By:sahabatbaik

Sudah tiga hari ini saya menderita flu berat sehingga pernafasan melalui hidung menjadi tersumbat. Penderitaan akan semakin terasa menyedihkan ketika berada diruangan ber AC atau berhadapan dengan kipas angin. Para penderita asma mungkin akan lebih menderita lagi dengan ganguan pernapasan, bernafas adalah sebuah usaha yang ekstra keras dan banyak membutuhkan obat-obatan serta tabung oksigen.

Ketika mendapatkan hambatan dalam bernapas barulah kita merasakan betapa bernafas adalah sebuah nikmat Allah yang mungkin kita lupakan. Seakan-akan bernafas adalah sesuatu yang terjadi dengan sendirinya. Napas yang selama ini kita hirup tanpa hambatan, tanpa tarif, tanpa syarat dan ketentuan yang berlaku. Ternyata bernafas adalah sebuah kenikmatan yang Allah SWT berikan secara gratis, sadarkah kita akan semua itu.


Jalan tol adalah jalan bebas hambatan sehingga orang bisa mengemudikan kendaraan tanpa gangguan lampu merah ataupun orang yang menyebrang, pengemudi harus membeli tiket untuk masuk kejalan tol.  Warga jakarta sangat mendambakan perjalanan yang bebas dari kemacetan maka pemprov DKI memfasilitasi dengan membuat Busway sebuah proyek yang memerlukan biaya yang sangat mahal.

Pernahkah kita membayangkan untuk menghitung berapa tarif yang kita bayar ketika kita mengirup setiap hembusan nafas yang kita hirup tanpa hambatan dalam kondisi sehat ?. Berapa  harga yang kita harus bayar setiap hembusan nafas yang kita hirup bila kita konversikan dengan harga tabung oksigen di Rumah Sakit?.  

Alhamdulillah, Allah SWT tidak pernah meminta makhluk ciptaan-Nya untuk membayar setiap kenikmatan yang kita rasakan. Inilah salah satu bukti cinta Allah SWT kepada manusia. Katakanlah: “Kepunyaan siapakah apa yang ada dilangit dan di bumi?” Katakanlah: “Kepunyaan Allah”. Dia telah menetapkan atas diri-Nya kasih sayang..” (QS. Al-An’am : 12).

Segeralah bersyukur dan membalas rasa cinta-Nya sebelum nafas anda berhenti karena sang Pemilik nikmat mencabut dan menutup nafas anda. Wallahu a’lam bishawwab.

Kartika Wanasari, 15 November 2011

2 komentar: