Rabu, 09 Mei 2018

Kerinduan Pada Sang Bunda


Sejatinya, banyak rencana dan agenda kegiatan di sabtu minggu sampai selasa juga termasuk lembur kerja. Tapi apa daya kerinduan kepada sang bunda begitu membuncah apalagi dengar kondisi yang sedang tidak membaik.

Akhirnya kerinduan itu harus terobati, ibu adalah segalanya yang harus segera ditemui karena surga dibawa telapak kaki ibu.

Emak kini tidak bisa melihat dengan jelas pengelihtannya makin berkurang dimakan usia yang dikeluhkannya kekhawatiran ramadhan nanti sudah tidak bisa tadarus alquran.

Ku coba bawakan Al Quran ukuran besar 4x ukuran biasa. Tapi sudah dicoba dengan berkaca matapun tak terlihat....😭. Sehari Emak mengandalkan tadarusan dengan surat dan ayat ayat yang dihapalanya. Padahal emak adalah seorang odojer (One Day One Juz) sejati setiap bulan selalu khatam quran sepanjang usianya. Pelajaran buat kita semua Al Quran tidak cukup dibaca tapi kudu dihapal.

Kegiatannya membaca buku hadist dan lain lain kini tak bisa dilakukan lagi karena mata yang tak bisa melihat di usia yang sudah 83 tahun.

Ya Rabb sehatkanlah bunda kami, berikan khusnul khotimah untuknya. Jadikanlah segala amal baik sebagai pemberat timbangan pahala di akherat kelak. Aamin Ya Rabb.

Selasa, 08 Mei 2018

Dari Hamka sampai Adian Husaini, Novel Pembangun Jiwa


Foto ini buku bacaan menemani weekand pekan ini , lanjutan Novel Kemi seri 1 yaitu Kemi 2 dan Kemi 3. Bukan novel biasa. Kisah tentang pergulatan pemikiran islam, kaum sekuleris yg di kemas dalam bentuk novel karya DR. Adian Husaini bukan sekedar fiksi tapi fakta.

Jadi teringat seorang ulama Hamka yang banyak menghasilkan tulisan bukan hanya non fiksi tetapi banyak juga buku novel cerita fiksi yang sudah dihasilkan. Kalau buku fiksi yang dikarang oleh seorang ulama atau cendikiawan muslim jelas bukan novel biasa. Meminjam istilah Kang Abik, Novel Pembangun Jiwa.

Kembali ke Kyai Hamka, ketika saya mencoba mengoleksi buku buku novel buya hamka, saya sempat tercengang dengan isi cerita dan gaya bahasa novel tersebut. Hampir tak percaya kalau novel novel ini karya seorang kyai, karena saya sudah membaca buku buku yang bernuansa keagamaan karya dari Hamka kecuali, Tafsir Al Azhar yang belum terjangkau kocek harganya.

Banyak novel dari Hamka yang sudah difilmkan seperti dibawah Lindungan Ka'bah, Tenggelamnya Kapak Van Deer Wijck. sejujurnya saya kurang suka ketika novel di tuangkan kedalam film karena banyak cerita yang dipotong dan disesuaikan selera pasar. Nah ternyata banyak pula novel Hamka yang mungkin belum dikenal padahal isi cerita dan gaya bahasanya benar menghanyutkan, seperti Merantau Ke Deli, Terusir, Tuan Direktur,dll yang kurang dikenal.

Saya juga berharap para kyai atau cendikiawan muslim bisa menulis novel seperti halnya Buya Hamka dan DR Adian Husaini, ini tentunya akan memperkaya khazanah dakwah selain lewat mimbar dan tulisan tulisan ilmiah juga ada literasi bergaya sastra. Sebagaimana film film yang bernuansa islam yang kini marak menghiasi bioskop di indonesia.

Saya tak berharap banyak kalau Novel Trilogi ini bisa dibuat film, agak mustahil karena isi dari novel ini akan bersinggungan dengan kaum penyebar sekularisme bertentangan dengan film versi Holywood yang bertujuan sebaliknya. Ingat film Alif Lam Mim..., bisa jadi akan terkena boikot oleh jaringan mereka.

Saran saya sebelum film ini ada atau tidak ada, ayo kita baca novel ini.

Wallahualam