Minggu, 11 September 2011

Penulis Kultum




By : sahabatbaik

Ketika sekolah SMP dulu, jadwal masuk sekolahku adalah siang hari sehingga waktu istirahat bertepatan dengan sholat ashar. Setiap ba’da sholat selalu diisi kultum yang dilakukan secara bergilir setiap kelas termasuk guru-guru juga kebagian jadwal kultum.

Pada awalnya  teman-temanku meminta aku untuk menjadi seorang ”ustadz” yang akan menyampaikan kultum ba’da sholat Ashar ketika jadwal kelasku tiba. Namun secara halus aku menolak karena memang aku tidak begitu lancar kalau harus berbicara diatas podium atau selalu demam panggung. Untuk meredam kekecewaan teman-teman aku menyatakan bahwa aku siap untuk untuk membuat tulisan sebagai bahan kultum. Lalu terpilihlah temanku yang bernama Syamsu, kami memilih dia karena dengan tubuh yang tambun dan suara yang besar sehingga kami anggap cocok untuk menjadi seorang penceramah.


Entah kenapa tiba tiba aku punya ide menjadi penulis untuk tausyiah/kultum, padahal kesediaanku saat itu hanya untuk menghindarkan diri menjadi seorang penceramah kultum. Sampai dirumah aku pusing tujuh keliling memikirkan bahan apa yang aku tulis untuk materi kultum.

Tak lama aku pulang sekolah pamanku yang tinggal serumah denganku juga baru tiba pulang dari tempat dia bekerja. Kulihat pamanku membawa selembar kertas yang kemudian dia simpan diatas rak samping televisi sebelum dia masuk kamar. Aku penasaran kertas apa yang dia bawa karena seringkali dia menyimpan kertas itu disamping televisi.

Setelah ku ambil kertas itu ternyata buletin jum’at dari Dewan Dakwah Islam Indonesia (DDII). Aha.....Ideku langsung  langsung timbul, bak seorang yang kehausan ditengah gurun lalu menemukan oase yang penuh dengan air. Atau seperti film kartun yang muncul gambar bohlam menyala cling...!!.

Dari buletin itu yang ternyata dikumpulkan oleh ibuku akhirnya aku bisa meringkas materi di buletin itu sebagai  materi  kultum kelasku. Hari pun berlalu, kemudian dari pihak sekolah  membuat sebuah penilaian secara diam-diam terhadap kultum dari setiap kelas dan Alhamdulillah kelasku termasuk yang mendapat penghargaan sebagai materi kultum terbaik.

Sisa-sisa kenangan masa SMP itu masih terkenang saat ini manakala aku mencoba untuk menekuni dunia tulis menulis melalui blog ini. Ternyata ketika SMP dulu aku pernah menjadi seorang penulis kultum atau bahasa kerennya Speechwriter. Wallahu a’lam

Kartika Wanasari, 8 september 2011,
www.sahabatbaik.blogspot.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar