By : sahabatbaik
Ketika sekolah SMP dulu, jadwal masuk sekolahku adalah siang
hari sehingga waktu istirahat bertepatan dengan sholat ashar. Setiap ba’da
sholat selalu diisi kultum yang dilakukan secara bergilir setiap kelas termasuk
guru-guru juga kebagian jadwal kultum.
Pada awalnya teman-temanku meminta aku untuk menjadi
seorang ”ustadz” yang akan menyampaikan kultum ba’da sholat Ashar ketika jadwal kelasku tiba. Namun secara halus
aku menolak karena memang aku tidak begitu lancar kalau harus berbicara diatas
podium atau selalu demam panggung. Untuk meredam kekecewaan teman-teman aku
menyatakan bahwa aku siap untuk untuk membuat tulisan sebagai bahan kultum.
Lalu terpilihlah temanku yang bernama Syamsu, kami memilih dia karena dengan
tubuh yang tambun dan suara yang besar sehingga kami anggap cocok untuk menjadi
seorang penceramah.
Entah kenapa tiba tiba aku punya ide menjadi penulis untuk
tausyiah/kultum, padahal kesediaanku saat itu hanya untuk menghindarkan diri
menjadi seorang penceramah kultum. Sampai dirumah aku pusing tujuh keliling
memikirkan bahan apa yang aku tulis untuk materi kultum.
Tak lama aku pulang sekolah pamanku yang tinggal serumah
denganku juga baru tiba pulang dari tempat dia bekerja. Kulihat pamanku membawa selembar kertas yang
kemudian dia simpan diatas rak samping televisi sebelum dia masuk kamar. Aku
penasaran kertas apa yang dia bawa karena seringkali dia menyimpan kertas itu
disamping televisi.
Setelah ku
ambil kertas itu ternyata buletin jum’at dari Dewan Dakwah Islam Indonesia
(DDII). Aha.....Ideku langsung langsung
timbul, bak seorang yang kehausan ditengah gurun lalu menemukan oase yang penuh
dengan air. Atau seperti film kartun yang muncul gambar bohlam menyala
cling...!!.
Dari buletin itu
yang ternyata dikumpulkan oleh ibuku akhirnya aku bisa meringkas materi di buletin
itu sebagai materi
kultum kelasku. Hari pun
berlalu, kemudian dari pihak sekolah membuat sebuah penilaian secara diam-diam
terhadap kultum dari setiap kelas dan Alhamdulillah kelasku termasuk yang mendapat
penghargaan sebagai materi kultum terbaik.
Sisa-sisa
kenangan masa SMP itu masih terkenang saat ini manakala aku mencoba
untuk menekuni dunia tulis menulis
melalui blog ini. Ternyata ketika SMP dulu aku pernah menjadi seorang penulis kultum atau bahasa kerennya Speechwriter. Wallahu a’lam
Kartika Wanasari,
8 september 2011,
www.sahabatbaik.blogspot.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar