Selasa, 14 Juni 2011

Indung Kucing dan Anaknya.



by: sahabatbaik

Ketika aku selesai sholat ashar dimusholla kecil plant B, AHM, kulihat seekor indung kucing sedang asyik bercengkrama menyusui anaknya. Aku mencoba untuk menghalau bukan bermaksud mengusirnya ataupun mengganggu keasyikannya tapi sendalku ada diantara mereka. Namun apa yang kudapat sang indung kucing mengeong dengan keras, matanya  menatapku tajam dan kakinya menggoes goes seperti akan menyerangku.

Aku tersadar kemudian aku menjauh tidak jadi mengambil sendal. Sang indung kucing kembali tenang dan merasa berhasil melindungi anaknya dari ”seranganku”.  Anak kucing itu kembali kepada indungnya. Dia nampak terbuai dengan elusan dan dalam dekapan sang indung ketika menyusu. Aku memperhatikan  keasyikan mereka dari kejauhan, andai aku mengerti bahasa kucing mungkin saat itu sang indung kucing sedang membuai anaknya dengan  nyanyian ” nina bobo oh nina bobo” atau mungkin nyanyian para ibu-ibu dikampungku dulu ” jampe jampe harupat geura gede geura lumpat”.


Ternyata kasih sayang seorang ibu bukan hanya dimiliki oleh manusia tapi menjadi sebuah sunnatullah yang Allah berikan kepada semua makhluknya. Kasih ibu itu tak terhingga sepanjang masa, ketulusan dan limpahan kasih sayang seorang ibu tak pernah habis  hatta sampai sang anak diakhir ajalnya sebagaimana kisah  seorang sahabat Rasulullah Saw  bernama Al qomah yang durhaka kepada ibunya lantaran lebih menyayangi istri ketimbang ibunya. Diakhir kisah sang ibu memaafkan dan meridhoi anaknya.

Sabda Rasulullah Saw saat setelah setelah mensholati dan mengubur Alqomah.
” Wahai sekalian kaum muhajirin dan anshor, barangsiapa yang melebihkan istrinya daripada ibunya, maka dia akan mendapat laknat dari Allah azza wa jalla, para malaikat, dan seluruh manusia. Allah azza wa jalla tidak akan menerima amalan sedikitpun kecuali kalau dia mau bertaubat, dan berbuat baik kepada ibunya, serta meminta keridhoannya, karena ridho Allah azza wa jalla tergantung pada ridhonya dan kemarahan Allah azza wa jalla tergantung kepada kemarahannya.

Ketika kuingat hal tersebut aku jadi rindu akan kedua orang tuaku wabil khusus ibuku. Lalu kupanjatkan doa untuk mereka,

Robbirhamhumaa kamaa robbayaanii shoghiiroo
”Wahai Tuhanku, kasihanilah mereka keduanya, sebagaimana mereka berdua tela mendidik aku waktu kecil” (Al Isra:24)

Robanaghfir lii waalidayya wa lilmu’muniina yawma yaquumul hisab
”Ya Tuhan kami , beri ampunlah aku dan kedua ibu bapakku dan sekalian orang mukmin pada hari terjadinya hisab (hari kiamat)” (Ibrahim:14).

Robbighfir lii wa li waalidayya walimandakhola baytiya mu’minan wa lilmu ’miniina wal mu’minaati wa laa tazidizh zhoolimiina illa tabaaro,
”Ya Allah!,  Ampunilah aku, ibu bapakku, orang yang masuk kerumahku dengan beriman dan semua orang yang beriman laki-laki dan perempuan. Dan janganlah Engkau tambahkan bagi orang-orang zalim itu selain kebinasaan.” (Nuh:28).

Robbighfir lii wa li waalidayya warhamhumaa kamaa robbayaanii shoghiroo.
”Ya Allah! Ampunilah aku,ibu bapakku dan kasihanilah mereka  keduanya, sebagaimana mereka berdua mendidik aku  waktu kecil.” Amin Ya Rabbal Alamin.
Wallahu a’alam

PI, 13 Juni 2011

www.sahabatbaik.blogspot.com

1 komentar:

  1. Nice, salut buat Pak Holil. Gak kehabisan ide buat nulis.
    Selamat atas kelahiran putra kembarnya.
    Semoga menjadi anak-anak yang saleh. Aamiin ya ALLAH. . . .

    BalasHapus