By: SahabatBaik.
Saat itu delapan belas tahun yg lalu
Kau duduk bersimpuh dihadapanku
Ku Tak tahu siapa dirimu
Untuk apa kau dihadapanku
Ternyata kau adalah bidadari
Yang turun dari surga dihadapanku #ooeaa.
Kucoba gigit jari ini terasa nyeri
Dan ini bukan mimpi,kaulah bidadari surga yg tercipta untukku.
Dulu delapan belas tahun yang lalu
Ketika kata sah terucap dari saksi
Dalam perjanjian yang agung "Mitsaqon Ghalizoh"
Baru kutatap wajah mu.
Kau yang akan menemani hari hari panjangku.
Setiap kali mataku memandang
Ku tatap wajahmu lalu ku ukir nama mu. Ukiran indah yang terpatri dalam sanubariku.
Hari ini delapan belas tahun yang lalu
Walaupun matahari tidak terbit
Cukuplah wajahmu yang menggantikan sinarnya.
Bila rembulan tidak datang cukuplah wajahmu meneduhkan batinku.
Dulu delapan belas tahun yang lalu
Kita kayuh bersama roda kehidupan
Melintasi jalan yang lurus kadang terjal berbatu, kadang tanjakan yang sulit untuk didaki.
Namun roda itu begitu mudah kita kayuh bersama.
Kini Delapan belas tahun sudah kita lewati. Tak ada gunung emas yang membuat kita bahagia. Tak ada istana taj Mahal yang megah membuat kita tentram. Tapi kasih sayang dan cinta kita lebih berkemilau dari gunung emas.
Cinta kita adalah kaki kaki yang melangkah membangun samudra kebaikan.Cinta kita adalah tangan tangan yang merajut hamparan permadani kasih sayang. Cinta kita adalah hati yang selalu berharap dan mewujudkan dunia dan kehidupan yang lebih baik dibawah naungan ridho Illahi Rabbi.
Cipete Utara, 8 Oktober 1995
Kartika Wanasari, 8 Oktober 2013
Salam SahabatBaik
Tidak ada komentar:
Posting Komentar