Minggu, 30 Desember 2012

Muara Kehidupan Manusia



Sumber gambar :http://www.republika.co.id

By: SahabatBaik

Tanpa terasa hari hari yang telah  dilalui mengantarkan kita pada penghujung tahun masehi.  Sudah menjadi tradisi bagi sebagian orang menutup akhir  tahun  dengan hal-hal yang pada hakekatnya hanya sebuah kesia-sian. Mereka menganggap akhir tahun yang telah mereka lalui adalah pertanda usia mereka menjadi panjangnya jalan kehidupan dunia yang mereka lalui  dan terus berlanjut ditahun yang akan datang.


Padahal  Manusia yang menapaki jalan kehidupan dunia, dia sendiri  tidak akan mengetahui akhir dari jalan kehidupannya.  Manusia hanya bisa meraba raba dan mengikuti  panduan dari jalan kehidupan yang telah diberikan oleh sang pencipta. Jadi jalan kehidupan adalah sebuah misteri yang harus di lalui oleh setiap orang.


Muara dari jalan kehidupan dunia itu adalah sebuah kematian yang pasti  menghampiri setiap makhluk Allah SWT.  “Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati”. (QS.Ali Imron:185). Kematian itu sendiri adalah sebuah proses pembersihan  dan penyucian jiwa manusia dari berbagai dosa-dosa yang dilakukan selama menapaki jalan kehidupan. 



Tak seorangpun makhluk yang menapaki jalan kehidupan mengetahui kapan mereka akan mengakhiri  kehidupannya. Allah SWT sang Maha Pencipta telah menciptakan manusia dari tiada menjadi ada, kemudian mematikannya. Diantara mereka , ada yang diberikan umur panjang dan dibiarkan hidup sehingga mencapai fase kelemahan fisik.
“Allah-lah yamg menciptakan kamu dari keadaan lemah, kemudian Dia menjadikan (kamu) sesudah keadaan lemah itu menjadi kuat, kemudian dia menjadikan (kamu) kuat itu lemah (kembali) dan beruban. Dan Dia Maha Mengetahui, Maha Kuasa.” (QS Ar-Ruum : 54)


Tak seorangpun makhluk yang menapaki jalan kehidupan mengetahui  dimanakah  mereka akan mengakhiri kehidupannya, dimanakah   mereka menemui sang penjemput ajal,  malaikat maut.
“Dan pada sisi Allah-lah kunci-kunci  semua yang gaib; tidak ada yang mengetahi secuali Dia sendiri, dan Dia mengetahu apa yang di darat dan di lautan, dan tiada sehelai daun pun yang gugur melainkan Dia mengetahuinya (pula), dan tidak jatuh sbutir biji pun dalam kegelapan bumi, dan tidak sesuatu yang basah atau yang kering, melainkan tertulis dalam kitab yang nyata (Lauh Mahfuz).” (QS AL-An’aam : 59).


Yang harus selalu di ingat oleh sang penempuh jalan kehidupan adalah dia sesungguhnya sedang membawa kematian, sedang berjalan menuju kematian, dan sedang menunggu kematian itu entah datang di pagi hari atau ketika sore nanti. Demikian nasehat  Dr ‘Aidh Al-Qorni dalam La Tahzan.


Dunia bukanlah sebuah jalan kehidupan yang abadi, dunia hanyalah persinggahan tempat manusia mrngumpulkan bekal untuk menuju jalan kehidupan yang abadi. Selayaknya kita tidak mensia-siakan,melalaikan  atau melenakan diri dijalan kehidupan yang fana ini.

Sadarilah wahai engkau penempuh jalan kehidupan dunia.


Wallahu a’lam bishawwab
Cijaliti Leuwigoong Garut, 30 Desember 2012

Tidak ada komentar:

Posting Komentar