Jumat, 01 Juli 2011

Sepenggal Catatan Dari Kunjungan Bupati Bekasi di Kecamatan Cibitung.



By:sahabatbaik

Dalam peliputan kunjungan Bupati Bekasi DR.H. Sa’duddin.MM  ke Kecamatan Cibitung Jum’at (01/07),  ada kata sambutan yang cukup menarik dari tuan rumah pesantren Al Ajhariyyah Wanasari yaitu KH Muhibuddin Kamal. Beliau memberikan sambutan yang cukup unik dengan bercerita tentang sebuah hikayat di negeri antah berantah dengan lakon ketua Karang Taruna dan Wakilnya.

Saya yang saat itu berada disisi panggung dekat dengan speaker berusaha untuk merekamnya. Melihat hal itu seorang wartawan dari radio Dakta ikut pula menyiarkan secara langsung dari speaker. Adapun sambutan ini saya mancoba  menuliskan untuk para pembaca. Tulisan ini tidak mirip dengan aslinya karena sulit untuk menulis secara real tapi saya mengedit tanpa mengurangi  isi dan esensi dari cerita ini. Ceritanya adalah seperti ini :


Sebagai ketua Karang Taruna dinegeri antah berantah, Ketua dengan wakilnya demen dengan Nyai Sriwedari. Ketua dengan wakilnya hampir bertarung memperebutkan Nyai Sriwedari, karena cantiknya Nyai Sriwedari yang luar biasa sampai-sampai kalau minum Fanta itu kelihatan dilehernya.
Ketua bersaing dengan Wakilnya sehingga terdengar oleh orang tua Sriwedari. Orang tua Sriwedari adalah raja Kansas.. Wakil ketua itu nama bentul, sibentul ini anaknya raja komodor. Akhirnya kedua orang itu Ketua dan wakil ketua bersaing memperebutkan Nyai Sriwedari sehingga terdengar oleh orang tua Nyai Sriwedari, akhirnya Nyai Sriwedari disimpan di Gudang Garam. Maka Ketua dan Wakil ketua ini mencari kekuatan.
Sementara si Bentul yang kurang imannya dia lari ke Eyang Lisong dan diberi pusaka berupa keris dengan merk Djarum Super. Sementara Ketua Karang Taruna Marlboro yang anaknya petani engkongnya itu Menak Djinggo. Dia lari ke seorang Kiayi namanya Kiayi Haji Syamsu. Kemudian oleh kiayi dia kasih wirid untuk di baca setiap lima waktu amalannya adalah...Wismilak...wismilak...wismilak.
Pertarungan pun terjadi dan yang menang adalah ketua Karang Taruna yang selevel dengan Bupati Bekasi DR.H. Sa’duddin. Yang wakil karena dia kalah dia malu maka dia pulang kekampung entah dimana itu kampungnya.
Melihat kedekatan bapak Bupati dengan para Ulama,Kiayi dan Ummat mudah-mudahan Allah meridhoi bapak bupati dimasa yang akan datang.  Saya akhiri cerita ini dengan sebuah pantun. ”Jati kudus dipinggir kali, berjajar disungai bekasi, Bupati dari gabus baru sekali, Insya Allah bisa dua kali.
Ada sebuah pantun yang terakhit yang juga sebuah harapan mudah-mudahan diterima pak Bupati. ”Batang gaharu baunya harum,  dijual oleh para pedagang. Pasangan baru sukses dan membangun, dahulu Sadar sekarang Sadang..........Al Fatihah.
( Mungkin yang dimaksud Sadang adalah Sa’dudin dan Dadang mulyadi sekda Kab Bekasi. Padahal sampai saat ini yang saya tahu dari DPD PKS Kabupaten bekasi belum menetapkan dan mengumumkan siapa balon bupati dan wakilnya).
Kiayi pemilik pondok  yang dulu pernah mencalon diri untuk menjadi anggota DPRD Kabupaten Bekasi dari sebuah partai Nahdiyyin. Namun nasib berkata lain beliau tidak lolos. Secara tersirat beliau menyatakan dukungan yang tulus melalui cerita tersebut. Sebagaimana hal dukungan para tokoh dan warga masyarakat pada setiap tempat yang dikunjungi oleh Bupati.

Adalah Pembuka jalan bagi para ketua DPC PKS dimasing –masing wilayah yang dikunjungi oleh bupati. Disini terlihat bahwa Bupati Bekasi DR.H. Sa’duddin MM bukan lagi milik PKS tetapi telah menjadi milik masyarakat Kabupaten Bekasi. Komunikasi publik dan komunikasi politik yang telah dibuka oleh Sa’duddin, maka para ketua dan jajaran  DPC PKS  juga  membuka diri untuk bersilaturahmi kepada sang Kiayi dan tokoh masyarakat dilingkungannya. Walahu a’lam.

www.sahabatbaik.blogspot.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar