Selasa, 09 Oktober 2012

Tujuh Belas Tahun Bahagia Merayakan Cinta



By: Sahabatbaik

Entah mengapa di tengah riuhnya permasalahan di kantor tiba tiba teringat bahwa ada yang istimewa pada hari ini (8/10). Setiap menulis tanggal hari ini hanya ada senyum yang terkembang.

Tujuh belas tahun yang lalu jam sembilan lewat empat puluh lima menit. Ku jabat erat tangan sang calon mertua. Sebuah prosesi yang sangat suci sebuah perjanjian yang Al Qur’an menyebutnya “mitsaqan-ghalizha” perjanjian yang agung melaksanakan pernikahan  sebuah sunnah yang di agungkan oleh Allah SWT.


Terbersit dalam pikiranku untuk membuat sebuah kejutan kepada bidadari surgaku  yang telah bersama-sama mengayuh bahtera dilautan cinta rumah tangga.  Ada cinta ada sayang ada duka ada amarah ada sabar dan lain-lain,  ya itu gelombang  lautan cinta dalam rumah tangga. Perkawinan adalah  tempat kita menyimpan amarah dan duka  juga tempat mengekspresikan cinta dan kesetiaan.

Selepas kerja  aku segera meluncur toko kue membeli kue kecil untuk sebuah tasyakuran kecil-kecilan untuk keluarga yang telah menjalani tujuh belas tahun bahagia merayakan cinta. Setahun kemudian cinta itu melahirkan si sulung yang bulannya bersamaan.  Kini cinta itu berbuah lima orang anak dengan sikembar yang sedang menatap kehidupan.

Ba’da magrib kami berkumpul dan berdoa agar senantiasa rumah tangga ini mendapatkan keberkahan, Sakinah Mawadah Warahmah dan juga anak-anak kami menjadi anak  yang sholeh  penerus cita-cita kami. 

Akhirnya ku nikmati sebuah bait-bait indah yang ditulis oleh Ustadz Anis Matta.


Akhir Sejarah Cinta Kita
Suatu saat dalam sejarah cinta kita
Kita tidur saling memunggungi
Tapi jiwa berpeluk-peluk
Senyum mendekap senyum

Suatu saat dalam sejarah cinta kita
Raga tak lagi membutuhkan
Hanya jiwa kita sudah melekat menyatu
Rindu mengelus rindu

Suatu saat dalam sejarah cinta kita
Kita hanya mengisi waktu dengan cerita
Mengenang dan hanya itu
Yang kita punya

Suatu saat dalam sejarah cinta kita
Kita mengenang masa depan kebersamaan
Ke mana cinta kan berakhir
Di saat tak ada akhir

~ M.Anis Matta, Lc ~

Tidak ada komentar:

Posting Komentar