By : sahabat baik
Sore itu ketika saya sedang sibuk dengan istri mengurus si
kembar anak kami untuk mandi sore,
tiba-tiba kedatangan tamu yang tidak pernah ada perjanjian sebelumnya
karena biasa kalau ada yang ingin kerumah saya usahakan tidak sore hari
karena merupakan jam sibuknya kami.
Setelah saya terima dengan baik alangkah kagetnya saya
ketika tamu tersebut memperkenalkan diri dari sebuah lembaga peminjaman uang
atau yang biasa di kenal orang itu adalah debt colector. Jelas saya merasa
terkejut karena saya tidak pernah sama sekali
berhubungan dengan lembaga peminjaman uang atau hutang baik tunai ataupun kartu kredit.
Ketika dia menerangkan panjang lebar maka semakin jelas
orang tersebut salah alamat. Maka sayapun memberi tahu kesalahan itu. Akhirnya
dengan memohon maaf orang itu permisi dan
pergi, Alhamdulillah.
Hutang memang
kadang dibutuhkan dan juga kadang menjadi sebuah yang menakutkan. Hutang
dibutuhkan karena ada sebuah kebutuhan yang sangat mendesak sementara kita
tidak punya uang atau uang yang kita punya tidak menutupi keperluan yang
mendesak tersebut. Hutang itu
akan menjadi menakutkan karena ketidakmampuan kita untuk melunasinya. Membayar
hutang itu menyangkut kehormatan dan integritas pribadi.
Namun bagi
sebagian orang hutang juga bisa menjadi asset dalam mengembangkan usaha. Sudah
barang tentu orang tersebut harus piawai dalam mengelola usaha agar bisa maju
dan kelak hutang itu akan terbayar. Celakanya bila hutang semakin melilit maka
hidup pun akan terasa sempit, tidur tak nyenyak makan tak enak. Kemana pergi
seolah olah ada yang menguntit bahkan jiwa pun
bisa menjadi sakit.
Hidup dikejar
hutang memang sangat menyedihkan dan menyusahkan bukan hanya untuk dirinya tetapi juga keluarganya dan teman teman yang tidak ada
sangkut paut dengan urusan hutang piutang ikut terbawa susah. Contohnya adalah
orang itu selalu menghilang dan sukar ditemui karena khawatir yang datang itu
orang yang mau nagih hutang. Bahkan mau telpon pun susah karena selalu ganti
ganti nomer handphone. Yang anehnya lagi ada orang yang tiap akhir bulan ketika
menerima gaji bukan bergembira tapi malah masuk rumah sakit dan opname.
Jadi kita harus
berfikir seribu kali kalau mau berhutang. Saya dulu sangat tidak suka dengan
aturan kalau mau berhutang atau meminjam uang minimal gaji kita harus lebih
dari tiga kali angsuran pinjaman atau tiga puluh persennya. Jelas ini sangat
menyusahkan orang yang mau meminjam, padahal bila dipikir ada benarnya juga
aturan tersebut minimal sebagai early
warning atau peringatan dini agar kita tidak banyak berhutang atau hutang
itu tidak melebihi dari pendapatan kita.
Lantas apakah
kita tidak boleh berhutang. ?, silahkan saja kalau anda mau berhutang dan tidak
ada orang yang bisa melarang anda untuk berhutang kecuali diri anda sendiri.
Bahkan hari ini masih banyak orang yang menawarkan pinjaman uang kepada kita
dengan berbagai cara ada yang selalu mengirim sms menawarkan pinjaman, ada yang
menawarkan kredit tanpa anggunan atau pun cukup dengan BPKB kendaraan kita
seperti yang di tempel di spanduk-spanduk yang bersaingan dengan gambar-gambar
calon presiden, calon gubernur, calon bupati, calon lurah seolah-olah mereka
juga berkata nih ”saya juga berhutang
untuk mencalonkan diri, jangan lupa ya pilih saya supaya saya bisa melunasi
hutang saya”.
Maka pikirkanlah
baik-baik sebelum berhutang, kita hitung ulang apakah dengan penghasilan yang
ada saat ini kita bisa menyicil hutang atau tidak, apakah yang kita ingin
berhutang merupakan kebutuhan yang mendesak atau cuma keinginan kita saja.
Apakah kita berhutang untuk keperluan konsumtif atau investasi. Untuk investasi
pun harus dengan pertimbangan matang dan melihat prospek dari investasi itu, ingat saat ini banyak
kasus penipuan investasi dan yang sedang hangat adalah kasus Koperasi Langit
Biru. Intinya kita harus bijak bisa
membedakan mana kebutuhan dan mana keinginan. Itu semua adalah anda yang tahu.
Bagaimana kalau
kita sudah terlanjut berhutang ?, dalam sebuah kisah ketika Rasulullah masuk di
luar waktu-waktu salat fardhu beliau dihampiri seorang sahabat anshar bernama
Abu Umamah. Sahabat ini mengeluh kepada Nabi SAW: ”Kesusahan dan hutang –hutang
membelit diriku, wahai Rasul Allah,”
Rasul Allah bersabda : ”Maukah aku ajarkan sebuah doa
kepadamu yang apabila engkau mengucapkannnya, Allah menyingkirkan kesusahanmu
dan membayar hutang-hutangmu.”
Abu Umamah
menjawab : ”Ya wahai Rasul Allah.”
Kalimat doanya
adalah sebagai berikut :
”Allahumma inni a’udzu bika min al-hamm wa al-hazan wa a’udzu bika min al-ajz wa al-kasal wa a’udzu bika min al-jubn wa al-bukhi wa a’udzu bika min ghalabat al-dayn wa qahr
al-rijal.’
Artinya :
”Ya Allah saya berlindung kepada Engkau dari kesedihan, saya
berlindung kepada Engkau dari kelemahan dan kemalasan, saya berlindung kepada
Engkau dari kepengecutan dan kekikiran, dan saya berlindung kepada Engkau dari
himpitan hutang dan paksaan orang.”
Semoga dengan doa
yang kita panjatkan sebagaimana yang diajarkan Rasulullah di sertai
usaha,kesabaran dan niat baik kita untuk
melunasi hutang maka kita terbebas dari jeratan hutang yang membelenggu. Wallahu
a’lam
ALLOHUMMA INNAA NA'UDZUBIKA MIN GHOLABATI al-DAYNI WA QOHRI al-RIJAAL...
BalasHapusLanjutkan menulisnyaPak. Good . . . .
BalasHapus