Jumat, 15 Juni 2012

Terjerat Hutang



By : sahabat baik


Sore itu ketika saya sedang sibuk dengan istri mengurus si kembar anak kami untuk mandi sore,  tiba-tiba kedatangan tamu yang tidak pernah ada perjanjian sebelumnya karena biasa kalau ada yang ingin kerumah saya usahakan tidak sore hari karena  merupakan jam sibuknya kami.

Setelah saya terima dengan baik alangkah kagetnya saya ketika tamu tersebut memperkenalkan diri dari sebuah lembaga peminjaman uang atau yang biasa di kenal orang itu adalah debt colector. Jelas saya merasa terkejut karena saya tidak pernah sama sekali  berhubungan dengan lembaga peminjaman uang  atau hutang baik tunai ataupun kartu kredit.

Ketika dia menerangkan panjang lebar maka semakin jelas orang tersebut salah alamat. Maka sayapun memberi tahu kesalahan itu. Akhirnya dengan memohon maaf orang itu permisi dan  pergi, Alhamdulillah.


Hutang memang kadang dibutuhkan dan juga kadang menjadi sebuah yang menakutkan. Hutang dibutuhkan karena ada sebuah kebutuhan yang sangat mendesak sementara kita tidak punya uang atau uang yang kita punya tidak menutupi keperluan yang mendesak tersebut. Hutang itu akan menjadi menakutkan karena ketidakmampuan kita untuk melunasinya. Membayar hutang itu menyangkut kehormatan dan integritas pribadi.

Namun bagi sebagian orang hutang juga bisa menjadi asset dalam mengembangkan usaha. Sudah barang tentu orang tersebut harus piawai dalam mengelola usaha agar bisa maju dan kelak hutang itu akan terbayar. Celakanya bila hutang semakin melilit maka hidup pun akan terasa sempit, tidur tak nyenyak makan tak enak. Kemana pergi seolah olah ada yang menguntit bahkan jiwa pun  bisa menjadi  sakit.

Hidup dikejar hutang memang sangat menyedihkan dan menyusahkan bukan hanya untuk dirinya  tetapi juga  keluarganya dan teman teman yang tidak ada sangkut paut dengan urusan hutang piutang ikut terbawa susah. Contohnya adalah orang itu selalu menghilang dan sukar ditemui karena khawatir yang datang itu orang yang mau nagih hutang. Bahkan mau telpon pun susah karena selalu ganti ganti nomer handphone. Yang anehnya lagi ada orang yang tiap akhir bulan ketika menerima gaji bukan bergembira tapi malah masuk rumah sakit dan opname.

Jadi kita harus berfikir seribu kali kalau mau berhutang. Saya dulu sangat tidak suka dengan aturan kalau mau berhutang atau meminjam uang minimal gaji kita harus lebih dari tiga kali angsuran pinjaman atau tiga puluh persennya. Jelas ini sangat menyusahkan orang yang mau meminjam, padahal bila dipikir ada benarnya juga aturan tersebut minimal sebagai early warning atau peringatan dini agar kita tidak banyak berhutang atau hutang itu tidak melebihi dari pendapatan kita.

Lantas apakah kita tidak boleh berhutang. ?, silahkan saja kalau anda mau berhutang dan tidak ada orang yang bisa melarang anda untuk berhutang kecuali diri anda sendiri. Bahkan hari ini masih banyak orang yang menawarkan pinjaman uang kepada kita dengan berbagai cara ada yang selalu mengirim sms menawarkan pinjaman, ada yang menawarkan kredit tanpa anggunan atau pun cukup dengan BPKB kendaraan kita seperti yang di tempel di spanduk-spanduk yang bersaingan dengan gambar-gambar calon presiden, calon gubernur, calon bupati, calon lurah seolah-olah mereka juga berkata nih ”saya juga berhutang untuk mencalonkan diri, jangan lupa ya pilih saya supaya saya bisa melunasi hutang saya”.

Maka pikirkanlah baik-baik sebelum berhutang, kita hitung ulang apakah dengan penghasilan yang ada saat ini kita bisa menyicil hutang atau tidak, apakah yang kita ingin berhutang merupakan kebutuhan yang mendesak atau cuma keinginan kita saja. Apakah kita berhutang untuk keperluan konsumtif atau investasi. Untuk investasi pun harus dengan pertimbangan matang dan melihat prospek  dari investasi itu, ingat saat ini banyak kasus penipuan investasi dan yang sedang hangat adalah kasus Koperasi Langit Biru.  Intinya kita harus bijak bisa membedakan mana kebutuhan dan mana keinginan.  Itu semua adalah anda yang tahu.

Bagaimana kalau kita sudah terlanjut berhutang ?, dalam sebuah kisah ketika Rasulullah masuk di luar waktu-waktu salat fardhu beliau dihampiri seorang sahabat anshar bernama Abu Umamah. Sahabat ini mengeluh kepada Nabi SAW: Kesusahan dan hutang –hutang membelit diriku, wahai Rasul Allah,”

Rasul Allah  bersabda : ”Maukah aku ajarkan sebuah doa kepadamu yang apabila engkau mengucapkannnya, Allah menyingkirkan kesusahanmu dan membayar hutang-hutangmu.”
Abu Umamah menjawab : ”Ya wahai Rasul Allah.”

Kalimat doanya adalah sebagai berikut :

”Allahumma  inni a’udzu bika min al-hamm wa al-hazan  wa a’udzu bika min al-ajz wa al-kasal  wa a’udzu bika min al-jubn wa al-bukhi  wa a’udzu bika min ghalabat al-dayn wa qahr al-rijal.’

Artinya :

”Ya Allah saya  berlindung kepada Engkau dari kesedihan, saya berlindung kepada Engkau dari kelemahan dan kemalasan, saya berlindung kepada Engkau dari kepengecutan dan kekikiran, dan saya berlindung kepada Engkau dari himpitan hutang dan paksaan orang.”

Semoga dengan doa yang kita panjatkan sebagaimana yang diajarkan Rasulullah di sertai usaha,kesabaran dan  niat baik kita untuk melunasi hutang maka kita terbebas dari jeratan hutang yang membelenggu.  Wallahu a’lam

2 komentar: