Ibu Jejak Surgaku

By : sahabatbaik

 

Satu pekan yang lalu aku  mendapatkan sebuah sms dari sang adik yang mengabarkan tentang sakitnya ibu di kampung  halamanku  Leuwigoong, Garut, Jawa Barat. Serasa ada sembilu yang mengiris-ngiris hati ini mendengar kabar tersebut.  Maksud hati ingin segera pulang kampung menemui sang bunda namun karena sesuatu dan lain hal harus tertunda satu pekan. Untuk mengobati kerinduan sementara aku berkomunkasi via telephon.

Menunggu waktu seminggu rasanya seperti setahun. Karena bunda adalah tempatku melabuhkan keresahan hati , tempatku berlabuh dari kepenatan kehidupan  dengan belaian, nasehat dan doamu.  

Alhamdulillah akhirnya waktuku pun tiba, bersama gadis kecilku Qurro Aini Mutmainnah berangkatlah kami ke kampung halaman untuk menemui  jejak jejak surga yang ada di telapak kakimu, ibu. Goresan pena ini kubuat setelah merasakan belaian tulus kasihmu.

Ibu

Kebahagiaan anakmu adalah kebahagianmu jua

Derita anakmu adalah deritamu juga

Setiap anak tak ingin menjadi penjara kesedihanmu

Setiap anak ingin menjadi  kunci kebahagiaanmu

Ibu

Cintamu selalu menyertai perjalanan hidup anakmu

Kasih sayangmu tak terbilang dan takkan terbayar

Hari harimu selalu mengeja doa untuk anakmu

Kerinduanmu selalu menjadi memori anakmu

Ibu

Aku ingin kau tersenyum bahagia

Aku ingin hatimu senang

Angin menjadi cahaya matamu

Aku ingin menjadi ridhomu untuk menggapai ridho-Nya

Ibu

Ada semangat untuk hari-hari kehidupan

Ada harapan yang teraih dalam cita dan impian

Semua itu karena lantunan dzikirmu

Semua itu karena doamu dimalam-malam yang sunyi

Ibu

Doaku pun selalu menyertaimu

Hatiku pun selalu merindukanmu

Langkahku pun selalu ingin bertemu denganmu

Bayangmu pun selalu menghias anganku

Ibu….Terimalah bakti anakmu

 

Robbighfir lii wa li waalidayya warhamhumaa kamaa robbayaanii shoghiiroo

“Ya Rabbku, ampunilah aku dan kedua orang tuaku, dan sayangilah kedua orang tuaku sebagaimana mereka telah memelihara / mendidikku sewaktu aku kecil.”

 

Robbanaghfir lii wa lii waalidayya wa lilmu’miniina yawma yaquumul hisaab

“Ya Rabb kami, beri ampunlah aku dan kedua ibu bapaku dan sekalian orang-orang mukmin pada hari terjadinya hisab (hari kiamat).” [Ibrahim:14]

Leuwigoong Garut, 7 April 2012