By:sahabatbaik
Ada yang ironis dengan prilaku masyarakat kita dalam
menyambut datang tahun baru. Mereka begitu gegap gempita dalam menyambut
pergantian tahun seolah olah malam tahun baru adalah sesuatu yang sangat sakral
untuk dilewatkan begitu saja.
Sejatinya pergantian tahun harus dimaknai sebagai sebuah
awal dari perubahan hidup menuju arah yang lebih baik dari sebelumnya. Karena
harus disadari semakin bertambah tahun , usia dan menjadi tua, semakin
berkurang pula umur kehidupan. Dunia pun penuh misteri tentang kehidupan dan kematian, apakah ditahun
yang baru kita bisa hidup lebih baik atau kematian akan menghampiri kita. Yang
pasti adalah Allah SWT tidak menjadikan kehidupan dunia ini sebuah keabadian
(QS Al Anbiya 34-35).
Tahun yang lalu tak mungkin kembali lagi akan menjadi
kenangan dan sejarah kehidupan. Kita tak
akan bisa mengharapkan waktu yang telah berlalu bisa kembali ataupun kita mundurkan
barang sesaat. Kehidupan bukan seperti VCD Player memiliki tombol,R ewind,Return
dan Restart tapi kehidupan hanya
memiliki tombol ON/OFF.
Sebuah ironi Ketika pesta telah usai tak ada yang berubah
dengan datangnya tahun baru,jangan berharap pada tahun yang baru. Tapi berharap
dan berusahalah agar kita yang merubah akhlak,prilaku, ibadah dan keimanan agar
lebih baik dari tahun yang lalu. Kalau kita tidak berubah percuma ikan, ayam,
sate dan jagung yang kita bakar di malam
tahun baru.
Ada perkataan indah yang disampaikan oleh Ustadz DR, Syafi’I
Antonio yang menjadi juri dalam acara audisi dai muda disebuah stasiun televisi
yang bertepatan dengan malam tahun baru.
“Disaat orang-orang sedang merayakan tahun baru dengan acara bakar-bakaran
makanan tapi disini kita sedang membakar keimanan kita agar lebih meningkat
ketaatan kita kepada Allah sekaligus juga kita membakar kemaksiatan/dosa agar
menjadi hamba yang mutaqqin. Wallahu a’lam
Bishawwab.
Kartika Wanasari, 2 Januari 2012
mantab . . .
BalasHapus