Jumat, 09 Desember 2011

DOSA


Seorang bayi yang baru lahir ke dunia dia dalam keadaan suci tanpa dosa. Namun seiring dengan waktu dalam perjalanan hidupnya, manusia bukanlah makhluk suci sebagaimana halnya malaikat, tanpa dosa dan kesalahan.

Dalam kehidupan dunia yang semakin tua, dosa dan kesalahan ibarat debu dan kotoran yang bisa menempel pada pakaian dan tubuh manusia.  Debu dan kotoran berserakan yang menjadi polusi buat manusia, dia ada dimana tidak memilih tempat dan lingkungan sehingga manusia sukar untuk melindungi dirinya.

Manusia tidak pernah luput dari dosa dan kesalahan baik yang disengaja maupun tidak disengaja. Tak ada manusia yang ingin hidup dalam kubangan dosa. Penjahat,preman dan Koruptor kelas kakap sekalipun dalam fitrah mereka paling dalam tidak ingin anak dan keturunannya hidup dalam kubangan dosa dan jatuh dalam lembah kenistaan.

Dosa tidak mengenal status dan kedudukan manusia, dimana kita lalai dan alpa kepada sang pencipta disanalah dosa itu tercipta. Bila kita tidak ingin hidup dalam jurang kenistaan dan pekatnya dosa, maka bersegeralah menuju kesucian diri memohon ampunan Allah. Tidak disebut pensucian bila tidak ada kotoran, sesuatu yang disucikan karena sebelumnya ada kotoran. Rasulullah Saw bersabda dalam sebuah haditsnya:
“Setiap anak keturunan Adam pasti punya kesalahan dan sebaik-baiknya orang yang bersalah adalah orang-orang yang bertaubat.” HR. Tirmidzi.

Abu Bakar Ash Shiddiq RA seorang sahabat Rasul SAW yang telah dijamin masuk surga oleh Allah SWT dan Rasul-Nya. Beliau menyadari sebagai manusia biasa masih memiliki dosa dan kesalahan. Beliau pun bertanya kepada sang guru Rasulullah SAW, “Wahai Rasul, ajarkan aku sebuah doa yang bermanfaat untukku!” Maka Nabi Saw pun membacakan doa berikut untuknya sebagai jawaban:
 “Ya Allah ampunilah dosa-dosaku, ketidak-tahuanku, semua perbuatan burukku dan kesalahan lain yang lebih Engkau ketahui. Ya Allah, ampunilah dosa-dosaku  yang telah lalu dan yang akan datang, dosa-dosa yang sengaja aku perbuat atau tidak disengaja. Engkau Yang Pertama dan Engkau Yang Terakhir, dan Engkau Maha Kuasa atas segala sesuatu.”. HR. Bukhari & Muslim

Sahabat baikku, marilah kita senantiasa berdoa dan beristigfar atas dosa yang tersembunyi dan dosa dosa kecil. Yang besar berawal dari yang kecil dan bila kita biarkan akan semakin menggunung.  Maka segera bertaubat dan selalu memperbaharui taubat kita tentunya dengan taubatan nasuha

“Dan barang siapa yang mengerjakan kejahatan dan menganiaya dirinya kemudian ia memohon ampun kepada Allah, niscaya ia mendapati Allah Maha Pengampun lagi Maha penyayang.” (QS an Nisa : 110). Wallahu a’lam bi shawwab.

Kartika Wanasari, 9 Desember 2011



  

3 komentar: