Rabu, 06 April 2011

Monumen keikhlasan


By : Sahabatbaik

Sebesar apa keikhlasan kita pada suatu amal sebesar itu pula syetan akan berusaha merusak keikhlasan kita. Bertawakallah pada Allah. “Iblis berkata: “Ya Tuhanku, oleh sebab Engkau telah memutuskan bahwa aku sesat, pasti aku akan menjadikan mereka memandang baik (perbuatan ma’siat) di muka bumi, dan pasti aku akan menyesatkan mereka semuanya, kecuali hamba-hamba Engkau yang mukhlis di antara mereka.” (Al-Hijr: 39-40).


Keikhlasan tidak mengenal batas waktu,tidak ada kadaluwarsa,tidak ada masa tenggang. Kapanpun dimanapun,apapun keikhlasan harus kita tanam didalam hati, Maka kita akan selamat dari virus-virus dengki,ujub,riya dan penyakit hati lainnya.

Apabila keikhlasan telah menjadi bagian dari kehidupan kita, maka keikhlasan itu akan menyelamatkan kita dari ketidaksukaan atas perilaku orang lain. seorang ulama ahli hikmah menasihatkan,“Perbaikilah amal perbuatanmu dengan ikhlas, dan perbaikilah keikhlasanmu itu dengan perasaan bahwa tidak ada kekuatan sendiri, bahwa semua kejadian itu hanya semata-mata karena bantuan pertolongan Allah saja.“ Marilah hari ini dan seterusnya kita perbaharui keikhlasan kita.

Sebuah monumen keikhlasan telah ditunjukkan oleh Khalid bin Walid ketika diperintahkan turun dari jabatannya  sebagai  seorang panglima perang menjadi prajurit biasa, Beliau menerima dengan ikhlas dan sami na wa ato'na.besarnya rasa ikhlas yang ditunjukkan oleh khalid bin walid sehingga tidak ada penyakit post power syndrome sebagai mana banyak di tunjukkan oleh para pejabat negri ini.

Monumen keikhlasan berikutnya adalah kisah ka'ab bin malik yangg mendapatkan hukuman dari Rasulullah Saw karena lalai dari panggilan jihad Perang Tabuk. Tawaran suaka politik dari Raja Ghasan ditolaknya, beliau Ikhlas dengan ujian yang dijalani dari pada tawaran kemewahan.

Da’i dan mujahid Islam terkenal, Imam Hasan al Banna mengatakan, "Ikhlash itu kunci keberhasilan." Menurut Al-Banna, para salafushalih yang mulia, tidak menang kecuali karena kekuatan iman, kebersihan hati dan keikhlasan mereka. “Bila kalian sudah memiliki tiga karakter tersebut, maka ketika engkau berpikir, Allah akan mengilhamimu petunjuk dan bimbingan. Jika engkau beramal, maka Allah akan mendukungmu dengan kemampuan dan keberhasilan…" Al-Banna begitu serius memandang masalah ini, sehingga setelah kalimat tadi, ia mengatakan, ",… Tapi bila ada di antara kalian yang hatinya sakit, cita-citanya lumpuh, diselimuti oleh motif sikap egois (tanda tidak ikhlas), masa lalunya pun penuh masalah, maka keluarkan ia dari barisanmu! Karena orang seperti itulah yang akan menghalangi rahmat dan taufik Allah. “ (Al-Awai’q, Muhammad Ahmad Rasyid). Wallahu a’lam


Tidak ada komentar:

Posting Komentar