Senin, 16 Juli 2012

Menanam Kebaikan Hari ini Untuk Mencegah Generasi Buruk di Masa Depan.



By: sahabatbaik

Hari itu khalifah Harun Al Rasyid menjalani kebiasaan beliau untuk mengunjungi daerah-daerah yang menjadi kekuasaannya. Kebiasaan ini beliau lakukan untuk memastikan bahwa setiap rakyatnya hidup dengan penuh ketentraman dan kecukupan.

Disebuah desa yang dikunjungi, beliau menyaksikan sebuah pemandangan yang aneh, seorang tua yang renta sedang sibuk menanam pohon zaitun. Sesaat kemudian baginda Khalifah telah menghampiri orang-tua tersebut seraya berkata, “Bagaimana mungkin bapak yang sudah tua menanam pohon zaitun, padahal ia adalah pohon yang sulit untuk tumbuh dan lambat untuk berbuah?” Orang –tua itu menjawab, “Wahai Bagianda Khalifah, orang-orang sebelum kami telah menanam untuk kami nikmati dan kami pun  menanam agar dapat dinikmati oleh orang-orang setelah kami.


Setiap manusia  tentunya ingin mewariskan sesuatu yang berguna dan bermanfaat untuk generasi yang akan datang kelak.  Dan kita juga ingin generasi yang akan datang menjadi generasi yang terbaik dalam kehidupan dunia maupun akherat.

Namun apakah yang kita tanamkan kepada generasi yang akan datang itu tergantung pada apa yang kita tanam  pada hari ini. Tentunya kita tidak ingin generasi yang akan datang menjadi generasi yang buruk sebagaimana yang di gambarkan oleh Rasulullah SAW dalam sebuah hadistnya :

"Akan datang suatu masa atas manusia: cita-cita mereka hanya untuk kepentingan perut, kemuliaan mereka dilihat dari perhiasan mereka, kiblat mereka adalah wanita-wanita mereka dan agama mereka adalah uang dan harta benda. Mereka itulah sejahat-jahat makhluk dan tidak ada bagian untuk mereka di sisi Allah". (HR. Dailami).

Ada empat jenis profil generasi terburuk yang harus di hindari yang tersirat dalam hadist tersebut.

  1. Kepentingan Perut.
Kehidupan akan menjadi kacau apabila masing masing individu hanya mementingkan perut sendiri tanpa pernah memikirkan orang lain yang dalam kesulitan. Lebih berbahaya  lagi Mengejar harta dan kekayaan tanpa memikirkan halal dan haram,  Ingin meraih kekayaan dengan cara instan sehingga wajar korupsi sudah semakin merajalela di negeri ini.

Apa yang akan kita tanam hari ini untuk  generasi akan datang kelak.  Ketika para PNS muda dan politisi muda yang seharusnya mercusuar kebangkitan bangsa ini justru merekalah pelaku-pelaku korupsi. Mereka tidak sabar dalam mencari harta untuk meraih kemapaman, maka cara cara tidak terpujilah yang dilakukkan.

"Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepada kamu dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar". (QS 2:155).

"Bermegah-megahan telah melalaikan kamu, sampai kamu masuk ke dalam kubur. Janganlah begitu, kelak kamu akan mengetahui (akibat perbuatanmu) itu". (QS 102:1-4).

  1. Memuliakan perhiasan

Di zaman yang serba hedonis ini keimanan dan ketakwaan bukan lagi menjadi ukuran dari untuk sebuah kemuliaan. Saat ini  kelas menengah telah berhasil memenuhi semua kehidupan yang layak , dengan bisnis atau karir yang mapan. Kemudian dengan limpahan materi, kemewahan kendaraan, Liburan dan shooping ke luar negri maka itulah menjadi sebuah kemuliaan dunia yang nampak hanya dzohirnya saja.

“ Kemuliaan dunia dengan harta, kemuliaan akherat dengan amal shalih” Demikian Umar bin Khattab dalam sebuah atsar nya. Artinya, seseorang menjadi mulia atau menjadi hina dalam kehidupan akherat disebabakan oleh kuantitas dan kualitas amal shalih-nya.  Kuantitas amal shalih yang sedikit, bila didukung oleh kualitas yang baik, akan mengangkat derajatdiri dan kebahaagian seorang hamba dalam kehidupan kekal kelak. Kuantitas amal shalih yang banyak, apabila ditambah kwalitas yang baik niscaya  menempatkan seorang hamba dalam kedudukan yang sama dengan para syuhada, ulama dan ‘arifin. Kuantitas amal shalih tanpa didukung kualitas, apalagi jika debu-debu dunia mengotori dari tujuan selain ukhrowi maka derajat yang dicapai kebahagian dan kemuliaan yang diraih hanya berhenti sampai didunia saja.
“Barang siapa yang menghendaki kehidupan dunia dan perhiasannya, niscaya Kami berikan kepada mereka  balasan pekerjaan mereka didunia dengan sempurna dan ………(Q.S : 15-16)

  1. Mengagungkan  wanita.

Yang dimaksud mengagungkan wanita adalah  menuruti syahwat atau nafsu seksualnya terhadap wanita yang tidak halal baginya atau memenuhi ajakan wanita untuk melakukan perzinahan.

Kemungkaran dan kemaksiatan sepertinya tak akan berhenti di negeri ini. Negeri ini bukan hanya menjadi tujuan ekspor dari berbagai macam komoditas buah-buahan dan sayuran tetapi juga menjadi tujuan ekspor dari kerusakan akhlak dan moral, dari tujuan ekspor narkoba sampai tujuan ekspor dari sampah liberalisme.

Sepertinya baru kemarin umat islam polemik mengenai pertunjukan Lady gaga. Kini kembali sebuah sampah liberalisme yang akan dipaksakan di negara ini dengan dalih pencegahan HIV/AIDs.  Menteri Kesehatan yang baru saja dilantik sudah menggaungkan rencana untuk menyebarkan kondom dikalangan remaja..  Rasanya tak perlu diperdebatkan lagi dari kampanye yang di usung oleh mentri Kesehatan yang baru itu adalah sebuah program titipan dari gerakan liberalisme.  Alih-alih mencegah HIV/AIDS justru malah melegalkan seks bebas dengan menggunakan kondom, Nauzubillah, Summa Nauzubillah.

Apa yang kita tanam hari ini untuk generasi yang akan datang kelak, sebuah pembiaran terhadap  kerusakan moral dan kerusakan akhlak. Lantas buah apa yang akan di petik oleh generasi yang akan datang ?.

  1. Gila harta

Fitrah manusia adalah memenuhi kebutuhan hidupnya, baik kebutuhan lahirah maupun batiniah. Kebutuhan lahiriah identik dengan kebutuhan dasar seperti sandang,pangan dan papan. Namun kecendrungan manusia yang terus berkembang maka memerlukan kebutuhan-kebutuhan lain yang ingin dipenuhinya. Segala kebutuhan itu seolah-olah hanya dibisa di penuhi oleh harta sebanyak-banyaknya.
Yang sering tidak disadari adalah harta yang kita cari sebanyak banyaknya bahwa itu adalah sebuah titipan Allah SWT. Harta adalah anugrah sekaligus  amanah Allah yang harus dipertanggung jawabkan. Sehingga manusia tidak lalai dan menghalakan segala cara untuk mendapatkan harta.

Allah SWT mengingatkan orang-orang beriman akan harta sebagaimana firman-Nya :
Hai orang-orang yang beriman, janganlah harta-hartamu dan anak-anakmu melalaikan kamu dari mengingat Allah. Barangsiapa yang membuat demikian, maka mereka itulah orang-orang yang rugi". (QS 63:9).

Khatimah

Kalaulah  ciri-ciri dari generasi terburuk ada pada saat ini,  maka  kewajiban kitalah menanamkan pohon-pohon  kebaikan sekarang. Tak ada kata terlambat untuk menanam kebaikan tak ada terlambat untuk beramal walaupun esok akan kiamat. Wallahu A’lam

Plant 3 Cikarang, 15 Juli 2012

Tidak ada komentar:

Posting Komentar