Rabu, 17 Mei 2017

Paras Rupamu Hanyalah Santapan Cacing Tanah




Sering kita baca di berita online dan sosial media saat ini marak orang mengagumi seseorang dilihat dari dzahir yang nampak.


“Seorang penjual jamu cantik bak pragawati disukai netizen,”


“Heboh para gadis netizen pedagang es kelapa ganteng berbodi atletis,”


Demikian banyak berita seperti ini.


Dunia yang semakin tua orang orang masih banyak yang mengukur diri dengan hal tersebut, wajah ganteng,cantik. Bentuk tubuh yang atletis, seksi. Kulit yang mulus rambut yang hitam kemilau, dan segala macam atribut keduniaan lainnya.


Sehingga hal yang wajar ketika manusia lain akan merasa minder dengan kondisi dirinya yang merasa kurang cantik, ganteng, berkulit hitam, hidung pesek, gemuk atau kurus, dan sebagainya. Bisa jadi kondisi merasa minder dan rendah diri ini dimanfaatkan oleh sebagian orang untuk membuat aplikasi yang bisa merubah tampilan dirinya lebih dari sempurna.


Ketika berswa foto kemudian mengupload di medsos kemudian direkayakasa dengan aplikasi agar tampilan diri begitu cantik,bersih dan eye cathing,yang tanpa sadar semua adalah kepalsuan dirinya  tidak mau menerima kondisi dan membandingkan dengan orang lain yang dianggap sempurna.


Sadarilah wahai manusia, karena pada hakekatnya Allah SWT telah menjelaskan kepada kita bahwa,


"Laqod kholaqnal insaana fii ahsani taqwiim..." (sesungguhnya Kami ciptakan manusia itu dalam bentuk yang sebaik-baiknya.)


Namun itulah manusia yang juga digambarkan oleh Allah dalam al quran sering berkeluh kesah, baper, pendek akal, dan iri karena mengukur dirinya dengan orang lain, sehingga merasa dirinya tidak sempurna.


Tidak pernah disadari kesempurnaan tubuhnya hanyalah sementara didunia. Ketika kematian tiba dan sang tubuh telah tertanam dalam tanah maka cacing tanahlah yang akan berpesta pora mengurai tubuhnya dan malaikat Munkar dan Nakir akan mengintrograsinya.


Masihkah kita tertipu oleh fatamorgana kesempurnaan dan keindahan dunia ?


Wahai jiwa bertaubatlah, sesungguhnya sesungguhnya kematian pastikan datang. Kecantikan keindahan pada akhirnya menempati sebuah tempat yang busuk.


Setiap hari selalu ada mayat yang kita kubur, tetapi kita melupakan jejak kematiannya.


Wahai jiwa, apa arti paras rupa yang kau banggakan dibelakangku, kelak semua itu tak ada arti dialam kubur. Hanya paras rupa amal yang bisa kau banggakan.


Kematian adalah tamu,bersiaplah menyambutnya sebaik mungkin.


Beramallah untuk bekal dialam yang kau jadikan sebagai tempat tinggal.


Wahai jiwa, esok kau akan berjalan di atas shirat (diatas neraka). Sadarlah sebelum kau tergelincir darinya.



“Banyaklah mengingat perusak kenikmatan”  (HR.Abu Hurairah.RA)


Demikian pesan Rasul agar agar kita tidak terlena dengan kenikmatam dunia. Wallahu A’lam bi Shawwab.


By : Sahabat baik

Gazebo PI, 16 Mei 2017

Tidak ada komentar:

Posting Komentar