Kamis, 18 Agustus 2016

Menumbuhkan Minat Baca dan Menulis



Keren nih status pak walikota Ridwan Kamil di Facebook, intinya anak kudu baca buku fiksi atau buku non pelajaran, yang arahnya agar menumbuhkan budaya literasi anak indonesia sementara budaya literasi atau membaca dan tulis anak indonesia jeblok ke rengking 64 dan 65 dari dari hasil survey literasi dunia.

Padahal ditengah ketatnya kurikulum sekolah,anak didik sampai tidak boleh membaca buku selain buku pelajaran. Bahkan buku novel yang layak untuk dibaca anak aja sampai disita, hadeuuh. Pantas aja indonesia terpuruk jangankan minat menulis minat baca aja gak di sokong oleh guru dan sekolah.

Saya paling suka ketika SD kalau libur sekolah dapat PR mengarang cerita tentang liburan,kemana aja liburan ngapain aja liburan. Semua ditulis dan diceritain. Kemudian hasil tulisan itu dibaca didepan kelas. Wuuihh bangga banget walaupun liburnya cuma keragunan.

Tapi sekarang alih alih menikmati liburan justru anak dibebani seabrek PR, seolah olah liburan itu sekolah pindah kerumah, jangankan anak babenye aje pusing.

Semoga aja nih, idenya kang ridwan kamil di ikuti oleh kepala daerah lain. Minimal sekolah dan guru memberi kesempatan pada anak didiknya membaca dan berliterasi. Sediakan mereka perpustakaan yang isi buku sastra,cerita dan fiksi.

"Ajarkan sastra pada anak-anakmu, agar anak yang pengecut jadi pemberani." Kata Khalifah Umar ibn Khattab memberi nasehat.

Kemudian juga Aisyah r.a. juga menjelaskan secara lebih spesifik, "Ajari anak-anak puisi sejak dini."
Puisi loh, cikgu bukan bukan rumus kimia atau dalil pytagoras yang menguras otak.

Wallahu A'lam
By : sahabatbaik

Tidak ada komentar:

Posting Komentar